3 biji puisi yg kalian baca ini adalah yg paling bagus , yg paling kena di hati , dan yg bikin aku nangis darah saking paaaaaassnya sama suasana hatiku saat ini.
♥♥♥
aku berpikir,
sampai banyak hal terukir...
entah asa,
entah lara,
entah derita,
atau entah penawarnya,
dan engkau...
sedikit membuat sepiku tumbang
sunyiku angkat tangan
dan resahku menyerah kalah,
dan engkau...
seperti matahari yang meresap hangat di jiwaku
dan engkau...
seperti bulan sabit yang selalu tersenyum di malamku
dan engkau...
seperti embun yang menyambutku selalu
dan engkau...
sampai banyak hal terukir...
entah asa,
entah lara,
entah derita,
atau entah penawarnya,
dan engkau...
sedikit membuat sepiku tumbang
sunyiku angkat tangan
dan resahku menyerah kalah,
dan engkau...
seperti matahari yang meresap hangat di jiwaku
dan engkau...
seperti bulan sabit yang selalu tersenyum di malamku
dan engkau...
seperti embun yang menyambutku selalu
dan engkau...
♥♥♥
seperti apa yang telah hujan janjikan padaku
seperti apa yang telah awan simpankan untukku
seperti apa yang telah gugusan gunung jagakan untukku
kini kudapati sebuah jiwa yang dulu tak pernah bernyawa
kini kudekap sebentuk hati yang dulu hampa
aku mencintainya bukan dengan separuh asaku,
melainkan dengan separuh nyawaku
aku menyayanginya bukan dengan separuh rinduku,
melainkan dengan separuh otakku
aku menyanjungnya bukan dengan separuh naluriku,
melainkan dengan separuh ragaku
dan kini...
jikalau ia akan berlari jauh
jikalau ia telah penat dengan segala yang ia berikan padaku
dan ia curahkan untukku
mungkin ia akan membawa
separuh nyawaku
separuh otakku
dan, separuh ragaku
dan jika ia telah benar-benar menghilang
ia akan menjadi dongeng yang akan kuceritakan
pada bintang yang selalu gantikan ia menjagaku saat terlelap
pada angin yang gantikan ia membelaiku saat malam
dan pada gugusan gunung yang selalu tegap berdiri
melihatku dan melihatnya mengukir senyum,
merajut sayang,
menggumpal cinta,
di hadapnya...
di depannya...
seperti apa yang telah awan simpankan untukku
seperti apa yang telah gugusan gunung jagakan untukku
kini kudapati sebuah jiwa yang dulu tak pernah bernyawa
kini kudekap sebentuk hati yang dulu hampa
aku mencintainya bukan dengan separuh asaku,
melainkan dengan separuh nyawaku
aku menyayanginya bukan dengan separuh rinduku,
melainkan dengan separuh otakku
aku menyanjungnya bukan dengan separuh naluriku,
melainkan dengan separuh ragaku
dan kini...
jikalau ia akan berlari jauh
jikalau ia telah penat dengan segala yang ia berikan padaku
dan ia curahkan untukku
mungkin ia akan membawa
separuh nyawaku
separuh otakku
dan, separuh ragaku
dan jika ia telah benar-benar menghilang
ia akan menjadi dongeng yang akan kuceritakan
pada bintang yang selalu gantikan ia menjagaku saat terlelap
pada angin yang gantikan ia membelaiku saat malam
dan pada gugusan gunung yang selalu tegap berdiri
melihatku dan melihatnya mengukir senyum,
merajut sayang,
menggumpal cinta,
di hadapnya...
di depannya...
♥♥♥
aku inget pernah baca puisi yg terakhir ini di blognya bang Raditya Dika. tp karena keterbatasan ruang otak , aku lupa nama penulisnya :)
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menjadi jarak
dan mencintaimu harus menjelma aku...
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menjadi jarak
dan mencintaimu harus menjelma aku...
aku inget pernah baca puisi yg terakhir ini di blognya bang Raditya Dika. tp karena keterbatasan ruang otak , aku lupa nama penulisnya :)